Persatuan Jesus
Societas Iesu ([so.si.é.tas i.yé.su]; disingkatkan kepada S.J. atau S.I; Mal. Persatuan Yesus/Persatuan Jesus, Ind. Serikat Yesus) ialah sebuah kumpulan agama Gereja Katolik yang hanya terdiri daripada ahli-ahli lelaki yang dikenali sebagai Jesuit/Yesuit (Latin: Iesuitæ )[1]. Para paderi dan anggota dalam persatuan ini memikul tugas menyebarkan agama di 112 negara di enam benua dengan pematuhan mereka secara berdisplin[2][3][4][5][6][7][8] mencerminkan prinsip Persatuan iaitu Formula Insitut. Para anggota dalam persatuan ini terlibat dalam bidang pendidikan, penyelidikan intelek, dan pembudayaa, selain kerja-kerja mubaligh, memberi ketenangan, perubatan, pemupukan keadilan sosial dan penyatupaduan sesama penganut.
Kerangka | |
---|---|
Kependekan | SJ, Jesuit |
Nama panggilan | Gesuiti |
Cogan kata | Ad maiorem Dei gloriam |
Jenis/bentuk sah | kumpulan agama Katolik |
Keanggotaan | 26,799 lelaki (2018) |
Tapak web | sjweb.info |
Sejarah | |
Dibentuk | 15 Ogos 1534 |
Pengasas | Ignatius dari Loyola, Francis Xavier, Peter Faber, Holy Companions |
Pengurusan | |
Ketua Umum (Praepositus Generalis) | Adolfo Nicolás |
Tokoh penting | Ignatius dari Loyola — pengasas |
Pertubuhan induk | Gereja Latin |
Subsidiari | Jesuit Refugee Service, Jesuit Volunteer Corps |
Lokasi | |
Ibu pejabat | Gereja Gesu, Roma, Itali |
Koordinat | 41°53′45″N 12°28′47″E |
sunting · sunting di Wikidata |
Persatuan ini ditubuhkan oleh Santo Ignatius dari Loyola yang menciptakan suatu Latihan Rohaniah agar lebih mendekati Yesus Kristus. Pada tahun 1534, Ignatius mengumpul enam orang pemuda untuk berikrar agar hidup dalam serba kekurangan, membujang, dan taat setia kepada paus;[3][9][10][11] mereka menggelar diri mereka sebagai amigos en el Señor — sahabat-sahabat Tuhan.[3] Peraturan Pemikiran bersama Gereja ke-13 tertera: "Saya percaya bahawa yang saya lihat sebagai putih adalah hitam jika ditetapkan sedemikian oleh tatatingkat Gereja"[12]. Rancangan Ignatius untuk menyusun kumpulan ini pada tahun 1539 menerima restu Paus Paulus III pada tahun 1540 atas titah-perintah berisi Formula. Persatuan Jesus terlibat dalam Pemulihan Balas (terhadap gerakan Protestan), kemudian bertanggungjawab memodenkan Gereja Katolik.
Persatuan Jesus ditahbiskan di bawah naungan Madonna Della Strada (Madonna yang Dirahmati), serta dipimpin oleh Ketua Jeneral, kini Adolfo Nicolás.[13][14] Ibu pejabat Persatuan ini iaitu Kuria Utama, terletak di Rom. Kuria bersejarah St Ignatius kini sebahaguan Collegio del Gesù yang bersambung dengan Gereja Gesù, iaitu Ibu Gereja Jesuit.
Latar belakang
suntingPenubuhan
suntingPada 15 Ogos 1534, Ignatius Loyola dan enam rakan segurunya (Francis Xavier, Alfonso Salmeron, Diego Laynez dan Nicolas Bobadilla dari Sepanyol, Pierre Favre dari Perancis dan Simão Rodrigues, orang Portugis)[3][9][10][11] bertemu di Montmartre di luar Paris, kemungkinan dekat Kapel St. Denys, Rue Antoinette, pada masa kini.[6][7] Mereka mendirikan Persatuan ini untuk "mengemban pelayanan dan misi di Jerusalem, atau untuk pergi ke mana pun juga tanpa bertanya, menaati perintah Paus."[3][6][10]
Pada 1537 mereka pergi ke Italia untuk mendapatkan persetujuan Paus atas ordo mereka.[3][5]Paus Paulus III memberikan mereka persetujuan dan mengizinkan mereka untuk ditahbiskan menjadi pastor dalam Gereja Katolik.[3] Mereka menerima tahbisan di Venezia oleh Uskup Arbe (24 Jun).[3][7] Mereka mengabdikan diri menyebarkan ajaran Katolik dan kerja amal di Itali memandangkan perjalanan mereka ke Yerusalem terhalang oleh meletusnya kembali perang antara pihak-pihak Empayar Suci Rom, Negeri-Negeri Paus, Republik Venezia, dan Kerajaan Uthmaniyah.[3]
Ignatius bersama Favre dan Laynez, pergi ke Roma pada Oktober 1538, untuk mendapatkan persetujuan Paus atas konstitusi ordo baru tersebut.[4][5] Sebuah dewan Kardinal memberikan laporan yang positif bagi usul perlembagaan yang diajukan, dan Paus Paulus III mengukuhkan ordo ini melalui Bulla paus Regimini militantis Ecclesiae (27 September 1540), namun keanggotaan persatuan ini dihadkan kepada 60 orang.[5] Batasan ini dihapuskan melalui titah Injunctum nobis (14 Maret 1543). Ignatius dipilih menjadi pemimpin umum pertama.[5] Dia mengirim para sahabatnya sebagai misionaris ke seluruh Eropah untuk mendirikan sekolah, kolej, dan seminari.[5]
Ignatius menulis undang-undang asas Persatuan yang disahkan pada 1554[4][5] yang menjadi asas penubuhan dengan kepemimpinan tunggal dan menetapkan penyangkalan diri dan ketaatan mutlak kepada Paus dan para pemimpinnya.[4] Prinsip utamanya menjadi motto Yesuit: Ad Maiorem Dei Gloriam ("demi lebih besarnya kemuliaan Tuhan").[3][5][9]
Perkembangan
suntingPersatuan Yesus didirikan bertepatan dengan Reformasi Katolik (Kontra-Reformasi), gerakan dalam Gereja Katolik yang ditujukan untuk melawan Reformasi Protestan yang menyebar ke seluruh alam Katolik Eropah.[5][9] Mereka melaksanakan ketaatan penuh kepada Kitab Suci dan doktrin Katolik.[5][9] Ignatius pernah menyatakan dalam Latihan Rohaninya: "Saya percaya bahawa putih yang saya lihat adalah hitam bila hierarki Gereja mendefinisikan begitu."[5]
Ignatius Loyola dan para Yesuit pengikutnya percaya bahawa pembaruan Gereja harus dimulai dengan pertaubatan hati.[4][8] Salah satu sarana utama untuk menghasilkannya adalah Latihan Rohani yang disebut retret Ignasian.[4] Selama empat minggu dalam kebisuan orang menjalani meditasi terpimpin mengenai hidup Kristus.[4] Pada masa itu, mereka secara teratur bertemu dengan seorang pembimbing rohani yang menolong mereka memahami panggilan atau pesan Tuhan melalui meditasi mereka.[4] Retret ini mengikuti pola Penyucian-Pencerahan-Kesatuan sesuai dengan tradisi mistik Yohanes Kasianus dan para Bapa Padang Pasir.[4] Ignatius menciptakan inovasi yang membuat mistisisme kontemplatif ini boleh diikuti oleh semua orang, dan menggunakannya sebagai sarana membangun kembali kehidupan rohani Gereja.[4][5]
Yesuit juga mendirikan banyak sekolah, yang menarik anak para elite kerana metode pengajaran mereka yang maju dan moral yang tinggi.[5][6] Sekolah Yesuit memainkan peranan penting dalam memenangkan beberapa negara Eropah kembali ke Katolik, setelah beberapa lama didominasi oleh Protestan, terutama Poland.[6][9]
Sesuai dengan tradisi Katolik Roma, mereka mengajarkan penggunaan upacara dan dekorasi di dalam ritual dan Devosi Katolik.[6] kerana itu, banyak Yesuit perdana yang menonjol dalam seni visual dan pertunjukan mahupun dalam muzik.[6]
Kaum Yesuit berhasil mendapatkan pengaruh yang menonjol pada Zaman Moden Awal kerana para imam Yesuit sering bertindak sebagai "pengaku" raja-raja pada masa itu.[4][5] Mereka juga berperan penting dalam Reformasi Katolik dan dalam berbagai misi Katolik kerana struktur mereka yang kendur (tanpa harus tinggal dalam suatu komunitas, melakukan "doa ofisi" bersama, dan lain-lain) membuat mereka lebih fleksibel untuk memenuhi kebutuhan orang-orang pada masa itu.[4][5]
Penyebaran ajaran ke seluruh dunia
suntingMisi awal di Jepun dirasakan positif oleh pemerintah Jepun sehingga pemerintah memberikan kaum Yesuit tanah feudal Nagasaki pada 1580.[4][5][15] Namun hak ini dihapus pada 1587, kerana khuatirnya pihak kerajaan sana atas berkembangnya pengaruh Yesuit di sana.[4][5][15]
Dua misionaris Yesuit, Gruber dan D'Orville, mencapai Lhasa di Tibet pada 1661.[4]
Misi Yesuit di Amerika Selatan menimbulkan kehebohan hebat di Eropah, terutama di Sepanyol dan Portugal, kerana mereka dianggap mengganggu upaya penjajahan pemerintah kerajaan.[4][5] Kaum Yesuit seringkali menjadi satu-satunya kekuatan yang menghalangi perhambaan orang Indian.[4][5] Di banyak tempat di Amerika Selatan terutama wilayah yang kini dikenal sebagai Brazil dan Paraguay mereka membentuk pemerintahan kota Indian-Kristen yang disebut reduksi (bahasa Sepanyol: Reducciones).[4][5] Ini adalah masyarakat teokrasi yang dianggap ideal.[4] Salah satu sebab terjadinya tekanan pada kaum Yesuit saat itu adalah bahawa mereka banyak menghalangi perbudakan orang Indian oleh bangsa-bangsa penjajah Sepanyol dan Portugis.[4][5]
Para Jesuit, seperti Manoel da Nóbrega dan José de Anchieta membentuk beberapa kota di Brazil pada abad 16, termasuk São Paulo dan Rio de Janeiro, dan sangat berpengaruh dalam pasifikasi, dan pendidikan suku-suku bangsa Indian.[4][5]
Misi Yesuit di China menyebabkan munculnya pertikaian ritus di awal abad 18.[4][5][15]
Para sarjana Yesuit yang bekerja dalam misi asing ke masyarakat kafir memainkan peranan penting dalam memahami bahasa mereka yang tidak dikenal.[4][5] Mereka juga terlibat mengarang perkamusan seberapa bahasa masyarakat didikan mereka dalam huruf Latin yang menjadi pelopor awal dalam bidang linguistik.[4][5] Ini dilakukan, contohnya, untuk bahasa Jepun dan Tupi-Guarani (sebuah bahasa masyarakat peribumi di Amerika Selatan).[4][5][15]
Periode kesulitan
suntingLihat artikel Tekanan terhadap Yesuit.
Tekanan terhadap Yesuit di Portugal, Perancis dan Kerajaan Dua Sicilia, Parma dan Sepanyol pada 1767 adalah masa sulit bagi Persatuan ini, Paus Clemens XIII.[4][5] Menyusul keputusan yang ditandatangani oleh Paus Clement XIV pada Juli 1773, Yesuit ditekan di semua negara (kecuali Rusia, kerana Ortodoks Rusia menolak mengenal otoritas Paus).[4][5] kerana jutaan Katolik (termasuk banyak Yesuit) tinggal di Polandia bagian barat dan Kekaisaran Rusia, Persatuan ini berhasil mempertahankan keberadaannya dan menjalankan pekerjaannya dalam masa penekanan.[4][5]
Persatuan ini dipulihkan kembali oleh Paus pada 1814, lalu terjadilah pertumbuhan yang luar biasa seperti yang diperlihatkan oleh begitu banyaknya kolej dan universiti Yesuit yang didirikan.[4][5] Meskipun banyak dipertanyakan, kaum Yesuit biasanya mendukung wewenang kepausan dalam Gereja dan beberapa anggotanya terkait dengan gerakan Ultramontanis dan deklarasi Infalibilitas kepausan pada 1870.[5]
Yesuit kini
suntingYesuit pada masa kini merupakan ordo keagamaan terbesar dalam Gereja Katolik.[4][5] Anggotanya lebih dari 20.000 orang dan melayani di 112 negara di enam benua.[4][5] Pemimpin Umum Yesuit saat ini adalah Adolfo Nicolás.[5][6] Ciri pelayanan Persatuan Yesus adalah bidang misi, hak asasi manusia, keadilan sosial, dan pendidikan tinggi (utama).[4][5][6] Persatuan Yesus menyelenggarakan kolej dan universiti di berbagai negara dan di seluruh dunia, seperti Filipina, India, dan Indonesia.[4][5] Di Amerika Persatuan, Yesuit mengelola lebih dari 50 kolej, universiti, dan sekolah menengah.[4][5]
Keberadaan di Nusantara
suntingDi Indonesia
suntingKarya Yesuit di Indonesia diawali dengan karya Santo Fransiskus Xaverius dan beberapa imam lainnya di Maluku sejak pertengahan abad ke-16.[2] Tetapi kerana perseteruan Portugal dan Sepanyol, karya Yesuit ditarik pada pertengahan abad ke-17.[2]
Pada 1859 van den Elzen, SJ dan J.B. Palinckx, SJ tiba di Indonesia, dan memulai kembali karya Yesuit di Indonesia.[2] Pada 1893 W.J. Staal, SJ ditugaskan sebagai Vikaris Apostolik yang berkedudukan di Batavia.[2]
Pada 14 Desember 1904, Van Lith, SJ membaptis 171 orang di Sendangsono, Muntilan, Jawa Tengah, setelah sebelumnya 4 orang dari desa Kalibawang dibaptis pada 20 Mei 1904.[2] Van Lith juga membangun sekolah seminari menengah di Muntilan.[2] Seminari ini akhirnya menghasilkan para imam Yesuit pertama dari Indonesia yang ditahbiskan antara tahun 1926–1928 yaitu F.X. Satiman, SJ, A. Djajasepoetra, SJ, dan Albertus Soegijapranata, SJ. Dengan keputusan Paus Pius XII pada tanggal 1 Ogos 1940 Vikariat Apostolik Semarang didirikan, dengan uskup pertamanya Albertus Soegijapranata, SJ, sebagai uskup peribumi Indonesia pertama.[2] Seorang imam diosesan, Yustinus Darmojuwono, Pr. kemudian menggantikannya sebagai Uskup Agung Semarang sejak 1964 dan kemudian diangkat menjadi kardinal pertama dari Indonesia pada 26 Jun 1967.[2] Yustinus Darmojuwono kemudian digantikan oleh Julius Darmaatmadja, SJ sebagai uskup agung Semarang dan kemudian menjadi uskup agung Jakarta dan diangkat sebagai kardinal kedua dari Indonesia lalu digantikan oleh Ignatius Suharyo,Pr 29 Juni 2010.[2]
Dewasa ini karya Yesuit Indonesia tersebar di 7 keuskupan di Indonesia sebagai berikut:[2]
- Keuskupan Agung Jakarta
- Keuskupan Agung Semarang
- Keuskupan Malang
- Keuskupan Agung Medan
- Keuskupan Bogor
- Keuskupan Manokwari-Sorong
- Keuskupan Timika
Di Malaysia
suntingDi Singapura
suntingAnggota kelompok ini yang terkenal
sunting- Ignatius Loyola, Santo, pendiri Ordo Persatuan Yesus
- Aloysius Gonzaga, Santo, Pelindung kaum muda
- Robertus Bellarminus, Santo, Pujangga Gereja
- Fransiscus Xaverius, Santo, Misionaris, penyebar agama Katolik di Asia
- Paus Franciscus
- Petrus Canisius, Santo, Pujangga Gereja
- Petrus Claver, Santo, Pelindung para buruh
- Matteo Ricci, ahli matematika dan astronomi, misionaris di Tiongkok
- Anthony de Mello, penulis spiritual dari India
- Karl Rahner, teolog dari Jerman, pakar dalam theologia religionum (teologi agama-agama)
- Pierre Teilhard de Chardin, ahli paleontologi Prancis dan penulis spiritual
- Ignacio Ellacuria, pengajar teologi, korban kekerasan di El Salvador (1989) bersama 5 rekan Jesuit dan 2 rekan kerja
- F. Drinan, anggota Senat Amerika Persatuan
- Johanes de Britto, Santo, misionaris dan martir
Lihat pula
suntingRujukan
sunting- ^ Spiteri, Stephen C. (2016). "Baroque Routes" (pdf). University of Malta. m/s. 16.
- ^ a b c d e f g h i j k A. Budi Susanto. Harta dan Surga: Perziarahan Jesuit dalam Gereja dan Bangsa Indonesia modern. Yogyakarta: Kanisius, 1990. Hlm 112.
- ^ a b c d e f g h i j F. D. Wellem. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006. Hlm. 145-146.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah (Inggeris) Thomas Worcester. The Cambridge Companion to The Jesuits. Cambridge: Cambridge University Press, 2008. Pg. 178-180.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak (Inggeris) Jonathan Wright. The Jesuits: Missions, Myths, and Hitories. London: Harper Perennial, 2005. Pg. 87-90.
- ^ a b c d e f g h i "Ignatius dari Loyola", dalam Robert. R. Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997. Hlm 178-180.
- ^ a b c Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM, Orang Kudus Sepanjang Tahun, disunting oleh: Drs. Michael Benyamin Mali, Penerbit OBOR, cetakan ke-VII, bulan Mei 2004. Hlm. 372-374.
- ^ a b (Indonesia) Michael Collins & Matthew A. Price. Millenium The Story of Christianity: Menelusuri Jejak Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius, 2006. Hlm. 146-147.
- ^ a b c d e f H. Berkhof, H. Enklaar. Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993. Hlm. 182-184.
- ^ a b c Tony Lane. Runtut Pijar: Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007. Hlm. 185-187.
- ^ a b F. D. Willem. Riwayat Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1987. Hlm. 78-79.
- ^ Loyola, Ignatius; Rules for Thinking with the Church. Bettenson, Henry (penyunting). Documents of the Christian Church (ed. ke-3). Oxford University Press, 1999. m/s. 364–367. ISBN 0192880713. Diarkibkan daripada yang asal pada 2010-05-07. Dicapai pada 23 Februari 2010. Cite has empty unknown parameter:
|coauthors=
(bantuan) - ^ News on the elections of the new Superior General
- ^ "africa.reuters.com, Spaniard becomes Jesuits' new "black pope"". Diarkibkan daripada yang asal pada 2009-01-03. Dicapai pada 2010-04-05.
- ^ a b c d Anne ruck. Sejarah Gereja Asia. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Pautan luar
sunting- Yesuit di Indonesia
- Finding God in All Things:Blogsite tentang Spiritualitas Ignasian dan Persatuan Yesus.
- (Inggeris) Yesuit di Australia
- (Inggeris) Yesuit di Afrika Selatan
- (Inggeris) Yesuit di Kanada
- (Inggeris) Yesuit di Filipina
- (Inggeris) Konferensi Yesuit Amerika Persatuan
- (Inggeris) Yesuit di Inggris
- (Inggeris) J.H. Pollen, "The Jesuits (Society of Jesus)" dalam Ensiklopedia Katolik (1912)
- (Inggeris) sistem universiti Yesuit di Filipina
- (Inggeris) Jesuit Volunteers of America
- (Inggeris) Jesuit Refugee Service
- (Inggeris) Association of Jesuit Colleges and Universities