Provinsi Maluku
Maluku merupakan sebuah Daerah Tingkat I, yang berstatus provinsi di Indonesia, dengan Ambon sebagai ibu kotanya. Sebelum dipisahkan, Maluku meliputi pula wilayah Maluku Utara sekarang, atau yang termasuk ke dalam Kepulauan Maluku.
Maluku
Negeri Maluku | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|
Pemerintah Provinsi Maluku | ||||||
Cogan kata: Siwa Lima (Melayu: Saling Memiliki ) | ||||||
Koordinat: 3°42′18″S 128°10′12″E / 3.70500°S 128.17000°EKoordinat: 3°42′18″S 128°10′12″E / 3.70500°S 128.17000°E | ||||||
Negara | Indonesia | |||||
Ditubuhkan | 19 Ogos 1945 (De Facto)[1] | |||||
Ditubuhkan | 1957 (De Jure) | |||||
Ibu Negeri | Ambon | |||||
Pentadbiran | ||||||
• Jenis | Kerajaan Negeri | |||||
• Gabenor | Murad Ismail | |||||
• Timbalan Gabenor | Barnabas Orno | |||||
Keluasan | ||||||
• Jumlah | 46,914.03 km2 (18,113.61 batu persegi) | |||||
Penduduk (2014)[2] | ||||||
• Jumlah | 1,708,190 | |||||
• Kepadatan | 36/km2 (94/batu persegi) | |||||
Demographics | ||||||
• Etnik | Significantly mixed ethnicity; Alfuros, Eurasians, Chinese,bugis people,Butonese people, Javanese, other Indonesians | |||||
• Agama | Islam (50.8%), Protestantism (41.6%), Catholicism (6.8%), Hinduism (0.4%), Buddhism (<0.1%), Confucianism (<0.1%), others (0,4%)[3] | |||||
• Bahasa | Indonesian, Ambonese, Bahasa lain | |||||
Zon waktu | WIT (UTC+9) | |||||
Pendaftaran kenderaan | DE | |||||
HDI | ▲ 0.667 (Medium) | |||||
HDI rank | 23rd (2014) | |||||
Laman sesawang | malukuprov.go.id |
Sosial budaya
suntingKaum
suntingKaum Maluku merupakan salah satu suku kaum Melanesia Pasifik, yang masih berkerabat dengan Fiji, Tonga, dan beberapa bangsa kepulauan yang tersebar di kepulauan Lautan Pasifik.
Banyak bukti kuat yang merujuk bahawa Maluku memiliki ikatan tradisi dengan bangsa-bangsa kepulauan Pasifik, seperti bahasa, lagu-lagu daerah, makanan, serta perangkat peralatan rumah tangga, dan alat musik khas, contohnya Ukulele (yang terdapat pula dalam tradisi budaya Hawaii).
Mereka lazimnya mempunyai kulit gelap, rambut ikal, kerangka tulang besar dan kuat, dan profil tubuh yang lebih atletik berbanding dengan kaum-kaum lain di Indonesia, kerana mereka merupakan suku kaum kepulauan yang mana aktiviti laut seperti berlayar dan berenang merupakan kegiatan utama bagi kaum pria.
Pada masa kini, banyak di antara mereka yang sudah memiliki darah campuran dengan suku lain, perkahwinan dengan suku Minahasa, Sumatra, Jawa, bahkan dengan bangsa Eropah (lazimnya Belanda) sudah lazim pada masa kini, dan melahirkan keturunan-keturunan baru, yang mana sudah bukan kaum Melanesia tulen lagi.
Bahasa
suntingBahasa Melayu Ambon merupakan salah satu bentuk bahasa Melayu, begitu juga dengan Bahasa Indonesia. Sejak dahulu kala Bahasa Melayu teragih dan dipakai penutur-penuturnya di beragam daerah di Indonesia dan Asia Tenggara, seperti:
- P. Sumatera (Sumatera Utara, [[Kepulauan Riau, Jambi),
- P. Jawa (Melayu Jakarta),
- Nusa Tenggara Timur (Bahasa Melayu Kupang), Makassar,
- Maluku: Melayu Ambon, Melayu Dobo
- Maluku Utara: Ternate
- Malaysia, Brunei, Filipina dsb.[4]
Sejarah Bahasa Melayu Ambon dan Bahasa Indonesia Baku
suntingBahasa Melayu berasal dari barat Indonesia (dulu disebut barat Nusantara) dan telah berabad-abad menjadi bahasa antara suku di seluruh kepulauan Nusantara. Sebelum bangsa Portugis menjejaki Ternate pada tahun 1512, bahasa Melayu telah digunakan di Maluku sebagai bahasa perdagangan.
Bahasa Melayu Ambon berbeza dengan bahasa Melayu Ternate kerana pada zaman dahulu suku-suku di Ambon dan yang tentunya mempengaruhi perkembangan bahasa Melayu Ambon sangat berbeza dengan suku-suku yang ada di Ternate. Misalnya bahasa Melayu Ambon mendapat banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu Makassar. Kemudian pada abad ke-16, Portugis menjajah Maluku sehingga banyak kosa kata bahasa Portugis memasuki bahasa Melayu Ambon. Akhirnya orang Belanda memasuki Maluku, sehingga ada banyak kosa kata serapan daripada bahasa Belanda yang diterima ke dalam bahasa Melayu Ambon. Pada zaman Belanda inilah, bahasa Melayu Ambon dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah, di gereja-gereja, dan juga dalam terjemahan beberapa kitab dari Alkitab. Bahasa Indonesia yang baku[4] biasanya digunakan di seluruh Republik Indonesia dalam situasi rasmi, atau dengan kata lain dalam konteks formal, seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah.
Perbezaan antara Bahasa Melayu Ambon dan Bahasa Indonesia Baku
suntingSilahkan merujuk pada
- R.Bolton, M. Riupassa dan J. Tjia. Pedoman Membaca dan Menulis Bahasa Ambon (Edisi Percubaan) (booklet). Mei 2005. 24 Halaman
- Don van Minde. Melayu Ambong: Phonology, Morphology, Syntax. Penerbit: Research School CNWS, Leiden University. The Netherland: 1997. 390 Halaman. ISBN 90-73782-94-5
Agama dan Kepercayaan
suntingKebanyakan penduduk di Maluku memeluk agama Kristian atau Islam. Hal ini disebabkan oleh pengaruh penjajahan Portugis dan Sepanyol sebelum Belanda yang telah menyebarkan agama Kristian, dan pengaruh Kesultanan Ternate dan Tidore yang menyebarkan agama Islam di wilayah Maluku serta Pedagang Arab di pesisir Pulau Ambon dan sekitarnya sebelumnya. Namun sebelum kedua agama besar tersebut masuk maluku, bangsa Maluku percaya akan nenek moyang serta roh-roh nenek moyang. Dari tutur beberapa kampung dan suku di Pulau Seram (baik yang Nasrani maupun Muslim), terbetik kisah kepercayaan kuno (ancient) yaitu NUHU. Atau dengan kata lain mereka percaya akan mithology banjir besar, manusia memiliki satu bahasa dari awalnya (serta kejadian Menara Babel), dll. Dari buku-buku Kebudayaan yang diterbitkan P & K sendiri tentang suku Wamale dan Alune (di Pulau Seram bagian barat) ada kisah tersediri. Dan terakhir dari Roy Elen (Cambridge University) telah menerbitkan klasifikasi binatang menurut suku Nuaulu (di Seram Tengah). Tutur rakyat di Manusela selalu mengarah kepada Nuhu (atau kesejajaran dengan kisah dari Kitab-Kitab Suci agama-agama besar), batas-batas suku-suku besar tersebut ditentukan dengan KERINGnya muka air dari permukaan bumi! Kemiripan ini juga terjadi dengan suku-suku melanesia lainnya di Hawaii, serta kemiripan nama seperti Waikiki di Hawaii dengan nama-nama kampung di Pulau Seram dan Pulau Buru (Maluku). Di Seram ada juga kampung yang bernama Sawai dan Wahai. [Referensi Roy Elen Thn:2000an, Buku P&K Tahun: 1980an.
Ketika agama-agama besar masuk, mereka (pimpinan agama ybs.) sangat terkejut melihat beberapa suku sudah duluan mengenal kisah Nuh dan banjir besar. Kesimpulan: Ini menambah khazanah suku-suku/bangsa-bangsa lainnya didunia yang memiliki kisah Nuh. Seperti bangsa Irak, Cina, Hawaii, India dll.
Perikanan
suntingSosial Budaya
suntingDalam masyarakat Maluku dikenal suatu sistem hubungan sosial yang disebut Pela
Pemerintahan
suntingKabupaten dan Kota
suntingTemplat:Daftar Daerah Tingkat II Maluku
Daftar Gabernor
suntingNo. | Tempoh | Nama Gabernor | Keterangan |
1 | 1950 - 1955 | Mr. J.J. Latuharhary | |
2 | 1955 - 1960 | M. Djosan | |
3 | 1960 - 1965 | Muhammad Padang | |
4 | 1965 - 1968 | G.J. Latumahina | |
5 | 1968 - 1973 | Soemitro | |
6 | 1973 - 1975 | Soemeru | |
7 | 1975 - 1980 | Hasan Slamet | |
8 | 1980 - 1985 | Hasan Slamet | |
9 | 1985 - 1990 | Sebastian Soekoso | |
10 | 1990 - 1993 | Sebastian Soekoso | |
11 | 1993 - 1998 | M. Akib Latuconsina | |
12 | 1998 - 2003 | Dr.M.Saleh Latuconsina | |
13 | 2003 - 2008 | Brigjen TNI (Purn) Karel Alberth Ralahalu |
Rujukan
sunting- ^ [1] Sejarah ditubuhkanya Provinsi Maluku
- ^ Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku, HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 Agregat Data per Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Diarkibkan 2011-08-19 di WebCite (Indonesia) Census results (retrieved 02 February 2011)
- ^ Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik Republik Indonesia <http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=321&wid=8100000000>
- ^ a b Kutipan: "Cerita Natal Bahasa Melayu Dobo, Terbit tahun: 2005