Kredo (Latin: Credo bererti "Aku Percaya"; ˈkɾeːd̪oː) merupakan pernyataan atau pengakuan rangkuman mengenai suatu kepercayaan. Istilah kredo umumnya digunakan oleh umat Kristian Katolik.

Istilah yang serupa

sunting

Confessio Fidei

sunting

Dalam Bahasa Latin, kata confessio fidei bererti : pengakuan iman. Suatu confessio fidei biasanya sangat panjang jika dibandingkan dengan credo dan mengungkapkan suatu ajaran dengan sangat terperinci. Confessio fidei yang cukup terkenal di antaranya adalah Confessio Augustana (1530) dari Philipp Melanchthon dan Confessio Fidei Westmonasteriensis (1647) dari Majlis Westminster. Dalam Bahasa Indonesia, istilah Pengakuan Iman umumnya digunakan oleh umat Kristian Protestan.

Professio Fidei

sunting

Dalam Bahasa Latin, kata Professio Fidei bererti : Penyataan iman. Suatu professio fidei biasanya merupakan ungkapan iman yang disusun oleh otoritas Gereja Katolik, dan kerana itu memiliki sifat rasmi. Professio fidei yang cukup terkenal di antaranya adalah Professio Fidei Tridentina (1564) dari Paus Pius IV dan Sollemnis Professio Fidei (1968) dari Paus Paulus VI. Dalam Bahasa Indonesia, istilah Pernyataan Iman sangat jarang digunakan.

Symbolon

sunting

Dalam Bahasa Yunani, kata Symbolon (Συμβολον) bererti : tanda, atau lambang, atau penguji. Suatu symbolon biasanya digunakan untuk menyebut suatu credo yang sangat tua. Symbolon yang cukup terkenal di antaranya adalah Symbolum Nicaenum (325) dan Symbolum Apostolorum (Abad VI).

Latar belakang

sunting

Akibat kononnya Gereja mendapat tugas dari Kristus untuk mengabarkan ajaran Kristus kepada seluruh makhluk (Markus 16: 15), maka Gereja merasa perlu untuk memiliki suatu rumusan singkat yang merangkum seluruh ajaran Kristus agar bisa diungkapkan dan diingat semua orang. Rumusan ini disebut Symbolon karena merupakan rumusan yang menjadi tanda iman yang bisa diketahui semua orang. Dengan adanya rumusan tersebut, diharapkan “supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir” (I Korintus 1 : 10).

Sebagai Tubuh Kristus yang terlihat, Gereja dan umatnya diharapkan tidak hanya untuk memiliki iman yang sama tetapi juga untuk menyatakan iman dengan cara yang sama. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan (Roma 10 : 10). Rumusan itu sendiri diharapkan bisa bertindak “sebagai contoh ajaran” (II Timotius 1 : 13). Karena itu para katekumen wajib mengucapkan credo sebelum mereka dibaptis dan orang yang telah dibaptis wajib mengucapkan credo sebelum mereka menerima krisma.

Di kemudian hari, dalam pergelutannya melawan ajaran-ajaran sesat, Gereja merasa perlu menyusun credo untuk memberi garis batas tegas antara ajaran yang benar dan ajaran yang salah. Hal ini terjadi karena ajaran Gereja berkembang dari hal yang relatif umum menuju ke hal yang relatif khusus. Oleh kerana itu bukan hal yang aneh apabila credo-credo terdahulu umumnya cukup singkat (yang terdiri tidak lebih dari 12 kalimat pendek), sedangkan credo-credo terkemudian umumnya cukup panjang (yang terdiri dari puluhan artikel atau paragraf).

Asal-usul

sunting

Credo yang diakui oleh Gereja Katolik berasal dari tiga jenis sumber, yaitu :

  • Credo yang berasal dari Gereja Perdana dan Apostolik. Misalnya adalah Credo Romawi (sebelum Abad IV), Credo Aquileia (Abad IV), dan Credo Milan (Abad IV).
  • Credo yang berasal dari konsili tertentu. Misalnya adalah Credo Toledo VI (9 Januari 638) dari Konsili Toledo VI, Credo Toledo XI (7 November 675) dari Konsili Toledo XI, dan Credo Toledo XVI (2 Mei 693) dari Konsili Toledo XVI.
  • Credo yang berasal dari paus tertentu. Misalnya adalah Credo Leo IX (1053) dalam surat berjudul Congratulamur Vehementer, Credo Innocentius III (1208) dalam surat berjudul Eius Exemplo, dan Credo Benedictus XIV (1743) dalam konstitusi berjudul Nuper ad Nos.

Credo yang diakui oleh umat Protestan dan Anglikan berasal dari tiga jenis sumber, iaitu :

  • Credo yang berasal dari Gereja Katolik. Kelompok ini hanya meliputi tiga credo, yaitu Credo Para Rasul, Credo Nicaea Constantinopel, dan Credo Athanasius.
  • Credo yang berasal dari ahli teologi tertentu. Misalnya adalah Confessio Augustana (1530) karya Philipp Melanchthon, Ten Articles (1536) karya Thomas Cranmer, dan Confessio Helvetica Posterior (1562, direvisi tahun 1564) karya Henry Bullinger.
  • Credo yang berasal dari sinode tertentu. Misalnya adalah Confessio Fidei Westmonasteriensis (1647) dari Majlis Westminster, Articles of Religion of the Reformed Episcopal Church in America (1875) dari Konsili Umum III Gereja Reformed Episkopal di Amerika, dan Panindangion Haporseaon Huria Kristen Batak Protestan (1951) dari Sinode Godang di Sipoholon.

Credo yang diakui oleh Gereja Ortodoks Timur berasal dari tiga jenis sumber, iaitu :

  • Credo yang berasal dari Gereja Perdana dan Apostolik. Misalnya adalah Credo Caesarea (sebagaimana dilaporkan St. Eusebius, Uskup Cesarea pada tahun 325) dan Credo Yerusalem (sebagaimana dilaporkan St. Cyrillus, Uskup Yerusalem pada tahun 350).
  • Credo yang berasal dari konsili tertentu. Misalnya adalah Credo Nicaea dari Konsili Nicaea I (325), Credo Chalcedon dari Konsili Chalcedon (431), dan Dekrit Sinode Yerusalem atau Pengakuan Iman Dositheos dari Konsili Yerusalem (1672).
  • Credo yang berasal dari uskup tertentu. Misalnya adalah Pengakuan Iman Gennadios (1453) karya Gennadios, Patriarkh Konstantinopel; Pengakuan Iman Metrophanes Christopoulos (1625) karya Metrophanes Christopoulos, Patriarkh Aleksandria; dan Ὀρθόδοξος ὁμολογία τῆς πίστεως τῆς καθολικῆς καὶ ἀποστολικῆς ἐκκλησίας τῆς ἀνατολικῆς (1643) atau Pengakuan Iman Orthodoks karya Petrus Mogilas, Metropolitan Kiev.
  • Credo yang diakui oleh Gereja Ortodoks Oriental dan Gereja Assyria Timur hanya satu, iaitu Credo Nicaea Constantinopel dari Konsili Nicaea I (325) dan Konsili Konstantinopel I (381).

Selain itu, Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks Timur juga mengakui beberapa credo yang disusun oleh beberapa Pujangga Kudus sebelum Konsili Nicaea I (325). Walaupun demikian, credo-credo ini kurang mendapat tempat khusus dibandingkan credo lainnya karena tidak pernah digunakan sebagai ungkapan iman resmi dari pihak Gereja. Credo jenis ini misalnya adalah Credo St. Ignatius dari Antiokhia (107), Credo St. Ireneus dari Lyon (180), dan Credo St. Gregorius Thaumaturgus dari Neo Caesarea@ Neo Kaisara (270).

Lihat juga

sunting