Sapardi Djoko Damono
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (20 Mac 1940 - 19 Julai 2020) ialah seorang penyair Indonesia yang terkenal dengan puisi lirik, dan secara luas dianggap sebagai pelopor puisi lirik di Indonesia.[1] Beliau adalah seorang profesor di Universitas Indonesia;[2] di mana penglibatan beliau secara meluas dan intensif di universiti tersebut telah memberikan beliau gelaran tidak rasmi bernama 'Profesor Penyair Indonesia'.[3]
Sapardi Djoko Damono | |
---|---|
Lahir | Surakarta, Jawa Tengah | 20 Mac 1940
Meninggal dunia | 19 Julai 2020 Tangerang Selatan, Banten | (umur 80)
Pekerjaan | Akademik |
Bahasa | Indonesia |
Warganegara | Indonesia |
Alma mater | Universitas Gadjah Mada |
Genre | Puisi |
Beliau merupakan salah seorang pendiri Yayasan Lontar, badan yang bertanggungjawab mempromosikan sastera Indonesia kepada persada dunia.
Biografi
suntingAwal hidup dan pendidikan
suntingMasa mudanya dihabiskan di Surakarta dan jalur pendidikan dasar ditempuhnya di SD Kesatryan Keraton Surakarta (juga dikenali sebagai Solo ketika itu). Pendidikan menengah ditempuh di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Surakarta (lulus 1955) dan SMA Negeri 2 Surakarta (lulus 1958).[4] Pada masa inilah Sapardi sering berkunjung ke perpustakaan tempatan di sekitar Solo[4] - minat beliau terhadap penulisan banyak pengkarya melekat dalam kegiatan membaca ini seluas dari karya Karl May, William Saroyan, dan Pramoedya Ananta Toer, hingga ke komik-komik karya R.A. Kosasih.[4] Akhirnya Sapardi dengan salah seorang adiknya, memulakan perpustakaan pinjaman di kawasan kejiranan mereka.[4]
Pada masa sekolah menengah juga Sapardi sudah mula menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah.[5] Kesukaannya menulis ini berkembang saat beliau menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggeris di Jurusan Sastra Barat, Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Setelah sempat menempuh kajian di University of Hawaii, Honolulu, Sapardi menempuh program doktor di Fakultas Sastra UI dan lulus pada tahun 1989. Dalam tempoh ini, dia juga terlibat dalam penyiaran radio dan teater, serta menulis puisi; kerjaya sastera Sapardi berkembang seiring dengan kerjaya akademiknya.
Kerjaya penulisan
suntingSetelah menamatkan pengajian di UGM, Sapardi mengajar di beberapa tempat, termasuk Madiun, Solo, dan Universitas Diponegoro di Semarang, sebelum pindah ke Amerika Syarikat untuk jangka masa yang singkat.[4] Pada 1973, setelah kembali dari A.S., beliau menjadi ahli fakulti tetap di Jabatan Sastera di Universitas Indonesia.[4] Pada 1989 beliau mendapat gelaran doktor dari universiti yang sama, dan pada 1993 menjadi profesor penuh.[4] Beliau pernah terpilih sebagai dekan fakulti sana juga.
Koleksi puisi pertamanya, DukaMu Abadi, dikeluarkan pada 1969.[6] Fokus karya DukaMu Abadi adalah pada keperitan individu yang mempersoalkan kewujudan, dan tidak seperti kebanyakan rakan sasteranya pada masa ini, puisi Sapardi lebih memfokuskan pada keadaan manusia dan bukannya idea yang revolusi dan sosial.[1] Pada 1974, beliau menerbitkan Mata Pisau dan Akuarium.[6] Ini diikuti oleh Perahu Kertas dan Sihir Hujan, dan pada 1986 beliau menerima Anugerah Penulis S.E.A. ditaja oleh ASEAN untuk puisi.[6]
Pada 1987, dia adalah salah satu dari beberapa tokoh terkemuka Indonesia (Goenawan Mohamad, Subagio Sastrowardoyo, Umar Kayam, dan John H. McGlynn) yang terlibat dalam penubuhan Yayasan Lontar.[7] Untuk menandakan perasmian yayasan itu, koleksi puisi Sapardi, yang bertajuk Suddenly the Night ("Tiba-Tiba Malam") dikeluarkan.[7] Pada 1998/1999, Sapardi menulis tentang pergolakan sosial akibat kejatuhan rejim Orde Baru; penulisan ini mendorong kepada penghasilan buku Ayat-Ayat Api yang mendapat kritikan negatif sebahagian besarnya menempelak nada marah dalam karya yang jaug berbeza dengan gaya normalnya.[5] Karya-karyanya yang terkenal termasuk Hujan Bulan Juni dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Hujan Bulan Juni, salah satu karyanya yang paling popular, diterbitkan pada 1994. Mengandungi 95 puisi termasuk pilihan puisi-puisinya dari tahun 1964 hingga 1992, buku ini telah digambarkan sebagai sejenis "hits" terhebat" Sapardi.[5] Beberapa puisi yang disertakan ditulis selama setahun yang dihabiskan di UniversitI Hawaii di Honolulu pada awal 1970-an.[5]
Senja hidup
suntingBeliau meninggal dunia di di Rumah Sakit Eka BSD, Tangerang Selatan, Banten pada 19 Julai 2020 setelah lama sakit sambil sempat dirawat kerana penurunan fungsi organ tubuh.[8]
Pengkaryaan lain
suntingPembacaan sajak
suntingPuisi-puisinya terus mendapat daya tarikan popular. Sebuah bacaan puisi, diatur untuk menyambut ulang tahunnya yang ke-70 pada Mac 2010, dipenuhi dengan orang-orang dari semua peringkat umur dan dari pelbagai lapisan masyarakat, beratur untuk memasuki tempat tersebut.[9]
Muzikalisasi puisi
suntingMusikalisasi puisi karya Sapardi dimulai pada tahun 1987 ketika beberapa mahasiswanya membantu program Pusat Bahasa yang melakukan projek musikalisasi puisi karya beberapa penyair Indonesia dengan tujuan mengapresiasikan sastra kepada siswa SLTA. Saat itulah tercipta musikalisasi "Aku Ingin" oleh Ags Arya Dipayana dan "Hujan Bulan Juni" oleh Umar Muslim. "Aku Ingin" digubah ulang oleh Dwiki Dharmawan bertahun-tahun kemudian sebagai sebahagian dari runut bunyi filem Cinta dalam Sepotong Roti (1991) karya Garin Nugroho,[10] yang dibawakan oleh Ratna Octaviani. Beberapa penyanyi juga telah mengeluarkan album menggunakan puisinya: Hujan Bulan Juni (1990), Hujan Dalam Komposisi (1990), Gadis Kecil (2006) dan Becoming Dew (2007).[10]
Puisi-puisi Sapardi turut menjadi inspirasi di sebalik beberapa komposisi muzik, terutama oleh pemain piano terkenal Indonesia, Ananda Sukarlan semasa konsert 2008 beliau.[10]
Penerjemahan
suntingSapardi juga telah menyelesaikan sejumlah terjemahan karya sastera dari negara lain untuk pasaran Indonesia;[10] termasuk karya-karya sastera T. S. Eliot, Khalil Gibran dan Jalaludin Rumi; terjemahan novel The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway dihasilkan beliau dianggap sebagai antara terjemahan sastera yang terbaik di Indonesia.[10]
Anugerah diraih
suntingSapardi Djoko Damono telah menerima sejumlah anugerah sebagai penghargaan atas karyanya.[11] Termasuk di antaranya adalah:
- Anugerah Putera Puisi pada 1983
- Anugerah Sastera Majlis Kesenian Jakarta pada 1984
- Anugerah Penulis S.E.A. pada 1986
- Anugerah Achmad Bakrie untuk Kesusasteraan pada 2003[11]
- Anugerah Akademi Jakarta pada 2012
Senarai karya terbit
suntingPuisi
sunting- Duka-Mu Abadi. Bandung: Jeihan, 1969
- Akuarium. Jakarta: Puisi Indonesia, 1974
- Mata Pisau. Jakarta: Balai Pustaka, 1974
- Perahu Kertas. Jakarta, Balai Pustaka, 1983
- Sihir Hujan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1983
- Kesusastraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan, Jakarta: Gramedia, 1983
- Arloji, Jakarta
- H.B. Jassin 70 Tahun, Jakarta: Gramedia, 1987
- Suddenly the Night (Tiba-Tiba Malam), Jakarta: Yayasan Lontar, 1988
- Hujan Bulan Juni: Pilihan Sajak, Jakarta: Grasindo, 1994
- PolitikIdeologi dan Sastra Hibrida, Jakarta: Pabelan Jayakarta, 1999
- Ayat-Ayat Api, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000
- Arloji (Jam Tangan), 2000
- Mata Jendela, 2001
- Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro? 2002
- Before Dawn, 2005
- Namaku Sita, 2012
- Dan Sutradara Itu Menghapus Dialog Kita, 2012
Cereka
sunting- Pengarang Telah Mati (2001)
- Membunuh Orang Gila (2003)
- Trilogi Soekram, Gramedia Pustaka Utama: (2015)
- Hujan Bulan Juni, Gramedia Pustaka Utama: (2015)
Bukan cereka
sunting- Sosiologi Sastra: Sebuah pengantar ringkas (1977)
- Novel Sastra Indonesia Sebelum Parang (1979)
- Sastra Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1982)
- Bilang Begini, Maksudnya Begitu (1990)
- Politik, Ideologi dan Sastra Hibrida (1999)
- Sihir Rendra: Permainan Makna (1999)
- Priayi Abangan (2000)
- Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan (2004)
- Jejak Realisme dalam Sastra Indonesia (2005)
Rujukan
sunting- ^ a b Thee, Marcel (25 Mei 2009). "Sapardi Changes His Tune 40 Years On". The Jakarta Globe (dalam bahasa Inggeris). Diarkibkan daripada yang asal pada 17 Jun 2009. Dicapai pada 30 Disember 2010.
- ^ Kurniasari, Triwik (8 November 2009). "Performances honor master's plays, poetry". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggeris). Dicapai pada 10 November 2011.
- ^ Bakdi SoemantoSoemanto, Bakdi (2006), Sapardi Djoko Damono : karya dan dunianya (dalam bahasa Indonesia), Grasindo, ISBN 978-979-759-447-3
- ^ a b c d e f g On the Record: Film Transcripts and Biographical Information. Volume 4 (dalam bahasa Inggeris). Jakarta: Lontar Foundation. 2004.
- ^ a b c d Mariani, Evi (4 September 2005). "Sapardi's words pull in new generations". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggeris). Diarkibkan daripada yang asal pada 6 July 2013. Dicapai pada 31 Oktober 2011.
- ^ a b c Damono, Sapardi Djoko (1990). Walking westward in the morning : seven contemporary Indonesian poets (dalam bahasa Inggeris). Jakarta: Lontar Foundation in collaboration with SOAS. ISBN 979-8083-03-2.
- ^ a b Dewi S. Syahrir. "Lontar Foundation promotes Indonesian literature". (dalam bahasa Inggeris) The Jakarta Post. 29 Ogos 1988.
- ^ "Penyair Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia". CNN Indonesia. 19 Julai 2020. Dicapai pada 19 Julai 2020. Cite has empty unknown parameter:
|dead-url=
(bantuan) - ^ Khalik, Abdul (29 Mac 2010). "Packed with poetry: Sapardi's birthday recital reflects trend". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggeris). Diarkibkan daripada yang asal pada 17 Jun 2010. Dicapai pada 31 Oktober 2011.
- ^ a b c d e Junaidi, Ahmad (31 Mac 2010). "Sapardi Djoko Damono: 70 ... and still kicking". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggeris). Diarkibkan daripada yang asal pada 3 April 2010. Dicapai pada 10 November 2011.
- ^ a b Amini, Hasif (11 Mac 2010). "Sapardi Djoko Damono". Poetry International Web (dalam bahasa Inggeris). Diarkibkan daripada yang asal pada 9 Mei 2012. Dicapai pada 16 Disember 2011.
Pautan luar
sunting- Sapardi Djoko Damono. Bakdi Soemanto. 2006 (dalam bahasa Bahasa Indonesia)