Sam Ratulangi
Sam Ratulangi (5 November 1890 - 30 Jun 1949), dikatakan sebagai pahlawan dari Minahasa yang paling terkenal.Jalan utama di Manado dinamakan sempena nama Sam Ratulangi. Sam Ratulangi lahir di Tondano pada tanggal 5 November, 1890. Dia memulakan pendidikannya di Tondano, kemudian melanjutkan pelajaranya di luar negeri.
Sam Ratulangi mengabdikan dirinya untuk mengembangkan kualiti hidup orang-orang Indonesia pada saat penjajahan Belanda. Dia termasuk dalam sebuah panitia yang mempersiapkan segala urusan semasa kemerdekaan Indonesia, dan setelah Indonesia merdeka, dia menjadi gabernor Sulawesi.
Sam Ratulangi meninggal dunia pada tanggal 30 Jun 1949, dan dimakamkan di Tondano. Sebuah monumen yang terletak di pinggiran kota Tondano, dibangunkan untuk mengenang jasa perjuangan dan pengabdian Sam Ratulangi.
Waktu beliau bekerja di bahagian pembangunan kereta api di Priangan Selatan, beliau mendapat layanan yang kurang adil dari Pemerintah Belanda. Ia menerima gaji lebih rendah dari pada pegawai Belanda, walaupun mereka mempunyai pangkat dan pendidikan yang sama. Ia bertekad untuk memambah ilmu pengetahuannya melebihi orang-orang Belanda. Ilmu yang kelak akan disumbangkan untuk kemajuan bangsanya.
Sewaktu menjadi anggota Volksraad pada tahun 1927, Ratulangi mengajukan tuntutan agar Pemerintah belanda menghapuskan segala perbezaan dalam bidang politik, ekonomi dan pendidikan antara orang Belanda dengan orang Indonesia. Pada tahun 1932 beliau turut serta dalam mendirikan Vereniging van Indonesische Academici (Persatuan Kaum sarjana Indonesia). Organisasi ini bertujuan menghimpunkan para sarjana Indonesia yang akan membimbing rasa kebangsaan kepada rakyatnya.
Pada tarikh 30 Jun 1949, Sam Ratulangi meninggal dunia di Jakarta dalam kedudukan sebagai tawanan musuh. Jenazahnya kemudian di makamkan kembali di Tondano.