Sumatera Selatan
Sumatera Selatan (Jawi : سومترا سلاتن) merupakan sebuah provinsi yang terdapat di Negara Indonesia yang terletak di bahagian selatan Pulau Sumatera. Negeri ini beribu kota di Palembang. Secara geografi, negeri Sumatera Selatan bersempadan dengan negeri Jambi di sebelah utara, negeri Kep. Bangka-Belitung di bahagian timur, negeri Lampung di selatan, dan negeri Bengkulu di barat. Negeri ini kaya dengan sumber alam, seperti petroleum, gas asli, dan arang batu. Selain itu ibu negeri Sumatera Selatan iaitu Palembang, telah terkenal sejak dahulu kerana pernah menjadi ibu kota bagi Kerajaan Sriwijaya.
Sumatera Selatan
Negeri Sumatera Selatan | |
---|---|
Negeri | |
Transkripsi Other | |
• Jawi | سومترا سلاتن |
• Surat Ulu | ꤼꥈꤸꤳꥍꤽ ꤼꥍꤾꤳꥐ |
Cogan kata: Bersatu Teguh (Indonesian) (Strength in Unity) | |
Koordinat: 2°45′S 103°50′E / 2.750°S 103.833°EKoordinat: 2°45′S 103°50′E / 2.750°S 103.833°E | |
Negara | Indonesia |
Ditubuhkan | 30 Ogos 1948, sebagai Negara Sumatera Selatan |
Menyertai Republik Indonesia | 24 Mac 1950 |
Diberikan taraf Negeri | 14 Ogos 1950 |
Ibu Negeri | Palembang |
Pentadbiran | |
• Gabenor | Herman Deru |
• Timbalan Gabenor | Mawardi Yahya |
Keluasan | |
• Jumlah | 91,592.43 km2 (35,364.03 batu persegi) |
Penduduk (2015) | |
• Jumlah | 10,675,862 |
• Kepadatan | 120/km2 (300/batu persegi) |
Demographics | |
• Etnik | Melayu (34.37%), Jawa (27.01%), Komering (5.68%), Sunda (2.45%), China (1.1%), Minangkabau (0.94%), Lainnya (28.45%) [1] |
• Agama | Islam (96%), Kristian (1.7%), Buddha (1.8%), Others (0.5%)[2] |
• Bahasa | Indonesian, Melayu Palembang, Col, Kubu, Komering |
Zon waktu | WIB (UTC+7) |
Pendaftaran kenderaan | BG |
Laman sesawang | www.sumselprov.go.id |
Di samping itu, negeri ini mempunyai tempat-tempat yang menarik untuk dikunjungi seperti Sungai Musi, Jambatan Ampera, Pulau Kemaro, Danau Ranau, Kota Pagaralam, dan lain-lain. Terdapat juga pelbagai makanan tradisional yang unik dari negeri ini seperti pempek, model, tekwan, pindang patin, pindang tulang, sambal jokjok, berengkes, dan tempoyak.
Sejarah
suntingRencana ini memerlukan kemas kini dalam Bahasa Melayu piawai Dewan Bahasa dan Pustaka. Silalah membantu. Anda boleh rujuk: Laman Perbincangannya • Dasar dan Garis Panduan Wikipedia • Manual Menyunting |
Sebahagian kandungan di laman rencana ini menggunakan istilah atau struktur ayat yang terlalu menyebelahi gaya bahasa negara tertentu hasil penggunaan semula kandungan sumber tanpa pengubahsuaian. Anda diminta mengolah semula gaya bahasa rencana ini supaya penggunaan istilah di rencana ini seimbang, selaras serta mudah difahami secara umum dalam kalangan pengguna-pengguna bahasa Melayu yang lain menggunakan laman Istilah MABBIM kelolaan Dewan Bahasa dan Pustaka. Silalah membantu. Kata nama khas dan petikan media tertentu (seperti daripada akhbar-akhbar atau dokumen rasmi) perlu dikekalkan untuk tujuan rujukan. Sumber perkamusan dari Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia juga disediakan. Anda boleh rujuk: Laman Perbincangannya • Dasar dan Garis Panduan Wikipedia • Manual Menyunting |
Provinsi Sumatra Selatan dikenal juga dengan sebutan "Bumi Sriwijaya". Pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi wilayah ini merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya yang juga terkenal dengan kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara. Gaung dan pengaruhnya bahkan sampai ke Madagaskar di Benua Afrika.[perlu rujukan]
Sejak abad ke-13 sampai abad ke-14, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Majapahit. Selanjutnya wilayah ini pernah menjadi daerah tak bertuan dan bersarangnya bajak laut dari Mancanegara terutama dari negeri China.[perlu rujukan] Pada awal abad ke-15 berdirilah Kesultanan Palembang yang berkuasa sampai datangnya Kolonialisme Barat, lalu disusul oleh Jepang.[perlu rujukan] Ketika masih berjaya, Kerajaan Sriwijaya juga menjadikan Palembang sebagai Kota Kerajaan.[perlu rujukan]
Menurut Prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan pada 1926 menyebutkan, pemukiman yang bernama Sriwijaya itu didirikan pada tanggal 17 Juni 683 Masehi.[perlu rujukan] Tanggal tersebut kemudian menjadi hari jadi Kota Palembang yang diperingati setiap tahunnya.
Geografi
suntingProvinsi Sumatra Selatan secara astronomis terletak antara 1–4° Lintang Selatan dan 102–106° Bujur Timur, dan luas daerah seluruhnya adalah 87.017.41 km2.
Batas batas wilayah Provinsi Sumatra Selatan sebagai berikut:
- sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Jambi,
- sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung,
- sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung,
- sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu.
Secara topografi, wilayah Sumatra Selatan di Pantai Timur tanahnya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengaruhi oleh pasang surut. Vegetasinya berupa tumbuhan palmase dan kayu rawa (bakau). Sedikit makin ke barat merupakan dataran rendah yang luas. Lebih masuk kedalam wilayahnya semakin bergunung-gunung. Disana terdapat bukit barisan yang membelah Sumatra Selatan dan merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 900 – 1.200 meter dari permukaan laut. Bukit barisan terdiri atas puncak Gunung Seminung (1.964 m), Gunung Dempo (3.159 m), Gunung Patah (1.107 m) dan Gunung Bengkuk (2.125m). Disebelah Barat Bukit Barisan merupakan lereng. Provinsi Sumatra Selatan mempunyai beberapa sungai besar. Kebanyakan sungai-sungai itu bermata air dari Bukit Barisan, kecuali Sungai Mesuji, Sungai Lalan dan Sungai Banyuasin. Sungai yang bermata air dari Bukit Barisan dan bermuara ke Selat Bangka adalah Sungai Musi, sedangkan Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Kelingi, Sunga Lakitan, Sungai Rupit dan Sungai Rawas merupakan anak Sungai Musi.
Secara administratif Sumatra Selatan terdiri dari 13 (tiga belas) Pemerintah Kabupaten dan 4 (empat) Pemerintah Kota, dengan Palembang sebagai ibu kota provinsi. Pemerintah kabupaten dan kota membawahi pemerintah kecamatan dan desa atau kelurahan. Sumatra Selatan memiliki 13 kabupaten, 4 kota madya, 212 kecamatan, 354 kelurahan, dan 2.589 desa.[perlu rujukan] Kabupaten Ogan Komering Ilir menjadi Kabupaten dengan luas wilayah terbesar dengan luas 16.905,32 ha, diikuti oleh Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah sebesar 14.477 ha.
Terdapat empat sektor yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap PDRB. Pada 2010, empat sektor yang memberikan sumbangan terbesar adalah sektor industri pengolahan, diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian, sektor pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan Restoran. Pada tahun yang sama, kontribusi masing-masing sektor diatas secara berurutan adalah 23,67%, 21,62%, 16,85%, 12,70%.[perlu rujukan]
Sebagai salah satu provinsi tujuan investasi, Sumatra Selatan memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang, di antaranya adalah Bandara S.M. Badaruddin II yang terdapat di Kota Palembang, Bandara Silampari yang terletak di kota Lubuklinggau, Bandara Tanjung Enim di Kabupaten Muara Enim, Bandara Banding Agung yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, Pelabuhan Palembang yang terketak di Kota Palembang juga Pelabuhan Khusus Kerta Pati di Kabupaten Muara Enim.[3]
Iklim
suntingProvinsi Sumatera Selatan mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan antara 9/7 – 492/23 mm sepanjang tahun 2003. Setiap bulannya hujan cenderung turun.Dipantai Timur tanah nya terdiri dari rawa-rawa dan payau yang dipengarui oleh pasang surut.Vegitasinya berupa tumbuhan palmase dan kayu rawa (Bakau).Sedikit makin kebarat merupakan dataran rendah yang luas.lebih masuk dalam wilayah semakin daerahnya bergunung-gunung
Sumatra Selatan memiliki Iklim Am, yaitu iklim tropis dengan musim kemarau yang pendek.
Demografi
suntingMasalah kependudukan di antara lain meliputi jumlah, komposisi dan distribusi penduduk merupakan masalah yang perlu diperhatikan dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu modal dasar pembangunan, tetapi dapat juga menjadi beban dalam proses pembangunan jika mempunyai kualitas yang rendah. Oleh sebab itu untuk menunjang keberhasilan pembangunan nasional dalam menangani permasalahan penduduk pemerintah tidak saja mengarahkan pada upaya pengendalian jumlah penduduk tetapi juga menitikberatkan pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Di samping itu program perencanaan pembangunan sosial di segala bidang harus mendapat prioritas utama yang berguna untuk peningkatan kesejahteraan penduduk.
Pada tahun 2015 jumlah penduduk Sumatra Selatan sudah mencapai 8.370.281 jiwa, yang menempatkan Sumatra Selatan sebagai provinsi ke-6 terbesar penduduknya di Indonesia, BPS. Secara absolut jumlah penduduk Sumatra Selatan terus bertambah dari tahun ke tahun. Tercatat pada tahun 1971 jumlah penduduk sebesar 2,931 juta jiwa, meningkat menjadi 3,975 pada tahun 1980, 5,493 juta jiwa pada tahun 1990 serta 6,273 pada tahun 2000. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar maka Sumatra Selatan dihadapkan kepada suatu masalah kependudukan yang sangat serius. Oleh karena itu, upaya mengendalikan pertumbuhan penduduk disertai dengan upaya peningkatan kesejahteraan penduduk harus merupakan suatu upaya yang berkesinambungan dengan program pembangunan yang sedang dan akan terus dilaksanakan.
Wilayah-Wilayah
suntingKabupaten
sunting- Kabupaten Banyuasin
- Kabupaten Empat Lawang
- Kabupaten Lahat
- Kabupaten Muara Enim
- Kabupaten Musi Banyuasin
- Kabupaten Musi Rawas
- Kabupaten Ogan Ilir
- Kabupaten Ogan Komering Ilir
- Kabupaten Ogan Komering Ulu
- Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
Kota
suntingPranala Luar
sunting- ^ Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 2003.
- ^ "Sensus Penduduk 2010 Provinsi Sumatera Selatan Menurut Agama Yang dianut" [2010 South Sumatra Census]. sp2010.bps.go.id (dalam bahasa Indonesia). 2010.
- ^ Sumatra Selatan Dalam Angka 2010
Jika anda melihat rencana yang menggunakan templat {{tunas}} ini, gantikanlah dengan templat tunas yang lebih spesifik.