Kitab Ayub
Kitab Ayub (disingkat Ayub ; akronim Ayb ; Ibrani: סֵפֶר אִיּוֹב, rumi: Sefer Iyov Sefer Iyov ialah salah satu daripada kitab Kristian dalam Perjanjian Lama dan Tanakh (atau Kitab Ibrani ). Kitab Ayub adalah sebahagian daripada kumpulan buku puisi dalam Alkitab Perjanjian Lama, dan juga merupakan salah satu daripada tiga buku puisi dalam kumpulan Ketuvim dari Tanakh.
Nama buku ini merujuk kepada watak utama buku ini iaitu Ayub yang merupakan ketua keluarga kaya yang takutkan Tuhan yang tiba-tiba ditimpa musibah yang merampas semua harta benda dan orang yang disayangi untuk menguji keimanan Ayub kepada Tuhan. . Nama "Ayub" itu sendiri adalah serapan daripada أَيُّوب Ayyub ) dari Ibrani: אִיּוֹב Iyov ), yang berkaitan dengan ( ayav, har. "menjadi musuh") atau ( oyev, har. "musuh, untuk dibenci").
Kitab Ayub adalah salah satu buku Alkitab yang paling kompleks untuk dipelajari dan ditafsirkan. Para ahli berbeza pendapat tentang maksud makna kitab puisi ini. Menurut beberapa ulama, Kitab Ayub menerangkan maksud hidup dengan kebenaran, tetapi pada masa yang sama melukiskan gambaran sinis tentang hidup dengan kebenaran yang penuh dengan rintangan. Sementara itu, buku ini juga memberikan respon terhadap penjelasan kewujudan kuasa jahat. Pelbagai tafsiran (tafsiran dan penjelasan kritis) Kitab Ayub menjelaskan usaha untuk menjawab masalah theodicy, iaitu alasan bahawa Tuhan yang baik membenarkan kewujudan kuasa jahat di dunia, melalui pengalaman protagonis eponim dalam buku ini, iaitu Ayub . Kemudian, ada yang mengatakan bahawa buku ini adalah kisah satira yang diilhamkan oleh orang yang cuba menegakkan agama secara puritan .
kandungan
suntingSecara ringkas, Kitab Ayub terdiri daripada prolog dan epilog yang mengapit monolog dan dialog dalam bentuk puisi .
Ringkasan
suntingBuku ini dimulakan dengan prosa dalam bentuk prolog. Bahagian prolog menceritakan tentang watak Ayub, seorang yang berakhlak mulia dan mempunyai kekayaan yang luar biasa. Tuhan mempersoalkan ketakwaan Ayub kepada Iblis ( Ibrani: הַשָּׂטָן, rumi: has-satan, lit. 'Satan' , tetapi Syaitan menuduh bahawa Ayub hanya setia kerana dia telah diberkati oleh kekayaan, dan akan berpaling untuk mengutuk Dia jika Tuhan mengambil semua itu daripadanya. Kemudian syaitan diberi kuasa untuk membinasakan Ayub, dalam bentuk kehilangan semua anak-anaknya dan semua hartanya, dan kemudian menderita penyakit kulit yang menjijikkan. Tetapi selepas semua itu, Ayub tetap bertaqwa dan tidak mengutuk Tuhan.
Struktur
suntingTema utama buku ini ialah percubaan Ayub, kejadiannya, sifat, keadaan, dan masalah yang timbul. Kitab Ayub mempunyai struktur yang agak mudah, terdiri daripada:
- Kerja 1 – 2 — Prolog atau pendahuluan ditulis dalam prosa.
- Ayub 3:1 – 42:6 — Monolog dan dialog yang ditulis dalam bentuk puisi.
- Ayub 42:7–15 — Epilog atau kesimpulan ditulis dalam prosa. [1]
Terdapat dakwaan bahawa bahagian pengenalan dan penutup buku ini dikarang oleh pengarang yang berbeza daripada kandungan utama buku ini, tetapi ini tidak dapat dibuktikan dengan pasti.
Perikop
suntingTajuk petikan dalam Kitab Ayub menurut Terjemahan Baru Alkitab oleh LAI adalah seperti berikut.
- Pembuka
- Kesalehan Ayub dicoba (1:1 – 2:13)
- Keluh kesah Ayub (3:1–26)
- PERCAKAPAN AYUB DENGAN SAHABAT-SAHABATNYA[a]
- Elifas menegur Ayub (4:1 – 5:27)
- Ayub kecewa terhadap sahabat-sahabatnya (6:1–30)
- Hidup itu berat (7:1–21)
- Bildad membela keadilan hukuman Allah (8:1–22)
- Jawab Ayub: Tidak seorang pun dapat bertahan di hadapan Allah (9:1–35)
- Apakah maksud Allah dengan penderitaan? (10:1–22)
- Anjuran Zofar supaya Ayub merendahkan diri di hadapan Allah (11:1–20)
- Ayub mengakui kekuasaan dan hikmat Allah (12:1–25)
- Ayub membela perkaranya di hadapan Allah (13:1–28)
- Setelah mati tidak ada harapan lagi (14:1–22)
- Pendapat Elifas bahwa orang fasik akan binasa (15:1–35)
- Ayub mengeluh tentang perlakuan Allah (16:1 – 17:16)
- Pendapat Bildad, bahwa orang fasik pasti akan binasa (18:1–21)
- Ayub yakin bahwa Allah akan memihak kepadanya (19:1–29)
- Pendapat Zofar, bahwa sesudah kemujuran sebentar, orang fasik akan binasa (20:1–29)
- Pendapat Ayub, bahwa kemujuran orang fasik kelihatannya tahan lama (21:1–34)
- Elifas menganjurkan, supaya Ayub bertobat dari pada dosanya yang besar (22:1–30)
- Ayub ingin membela diri di hadapan Allah (23:1–17)
- Allah seakan-akan acuh tak acuh terhadap kejahatan (24:1–25)
- Pendapat Bildad, bahwa tidak seorang pun benar di hadapan Allah (25:1–6)
- Jawab Ayub: Siapa dapat mengerti kebesaran Allah? (26:1–14)
- Tidak ada harapan bagi orang fasik (27:1–23)
- Manusia tidak dapat menemukan hikmat (28:1–28)
- Kemuliaan yang dahulu dan kesengsaraan yang sekarang (29:1–25)
- Sengsara yang dialami (30:1–31)
- Sekali lagi Ayub mengaku tidak bersalah (31:1–40)
- KATA-KATA ELIHURalat petik: Tag
<ref>
tidak sah; rujukan tanpa nama mestilah mempunyai kandungan
- Elihu merasa juga berhak untuk mengemukakan pendapat (32:1–22)
- Allah berfirman kepada manusia dengan berbagai-bagai cara (33:1–33)
- Allah tidak berlaku curang (34:1–37)
- Allah memperhatikan penderitaan manusia (35:1–16)
- Tujuan sengsara ialah pertobatan (36:1–33)
- Kemuliaan Allah di alam semesta (37:1–24)
- JAWAB TUHAN KEPADA AYUBRalat petik: Tag
<ref>
tidak sah; rujukan tanpa nama mestilah mempunyai kandungan
- Pembuka
- Kesalehan Ayub dicoba (1:1 – 2:13)
- Keluh kesah Ayub (3:1–26)
- PERCAKAPAN AYUB DENGAN SAHABAT-SAHABATNYA[b]
- Elifas menegur Ayub (4:1 – 5:27)
- Ayub kecewa terhadap sahabat-sahabatnya (6:1–30)
- Hidup itu berat (7:1–21)
- Bildad membela keadilan hukuman Allah (8:1–22)
- Jawab Ayub: Tidak seorang pun dapat bertahan di hadapan Allah (9:1–35)
- Apakah maksud Allah dengan penderitaan? (10:1–22)
- Anjuran Zofar supaya Ayub merendahkan diri di hadapan Allah (11:1–20)
- Ayub mengakui kekuasaan dan hikmat Allah (12:1–25)
- Ayub membela perkaranya di hadapan Allah (13:1–28)
- Setelah mati tidak ada harapan lagi (14:1–22)
- Pendapat Elifas bahwa orang fasik akan binasa (15:1–35)
- Ayub mengeluh tentang perlakuan Allah (16:1 – 17:16)
- Pendapat Bildad, bahwa orang fasik pasti akan binasa (18:1–21)
- Ayub yakin bahwa Allah akan memihak kepadanya (19:1–29)
- Pendapat Zofar, bahwa sesudah kemujuran sebentar, orang fasik akan binasa (20:1–29)
- Pendapat Ayub, bahwa kemujuran orang fasik kelihatannya tahan lama (21:1–34)
- Elifas menganjurkan, supaya Ayub bertobat dari pada dosanya yang besar (22:1–30)
- Ayub ingin membela diri di hadapan Allah (23:1–17)
- Allah seakan-akan acuh tak acuh terhadap kejahatan (24:1–25)
- Pendapat Bildad, bahwa tidak seorang pun benar di hadapan Allah (25:1–6)
- Jawab Ayub: Siapa dapat mengerti kebesaran Allah? (26:1–14)
- Tidak ada harapan bagi orang fasik (27:1–23)
- Manusia tidak dapat menemukan hikmat (28:1–28)
- Kemuliaan yang dahulu dan kesengsaraan yang sekarang (29:1–25)
- Sengsara yang dialami (30:1–31)
- Sekali lagi Ayub mengaku tidak bersalah (31:1–40)
- KATA-KATA ELIHU[b]
- Elihu merasa juga berhak untuk mengemukakan pendapat (32:1–22)
- Allah berfirman kepada manusia dengan berbagai-bagai cara (33:1–33)
- Allah tidak berlaku curang (34:1–37)
- Allah memperhatikan penderitaan manusia (35:1–16)
- Tujuan sengsara ialah pertobatan (36:1–33)
- Kemuliaan Allah di alam semesta (37:1–24)
- JAWAB TUHAN KEPADA AYUB[b]
Rujukan
sunting- ^ Coogan, M. A Brief Introduction to the Old Testament: The Hebrew Bible in its Context. (Oxford University Press: Oxford 2009), p.381.
Ralat petik: Tag <ref>
wujud untuk kumpulan bernama "lower-alpha", tetapi tiada tag <references group="lower-alpha"/>
yang berpadanan disertakan