Bedengung

kampung di Indonesia

Bedengung merupakan sebuah desa yang terletak dalam (daerah) kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, Indonesia. Pada mulanya Desa Bedengung hanya hutan belantara yang sangat rimbun, belum banyak penduduk yang menetap di daerah tersebut. Masyarakat yang membangun rumah secara permanen untuk tempat tinggal di desa Bedengung sangat sedikit. Kebanyakan masyarakat Desa Bedengung hidup berkelompok di ladang-ladang yang mereka buat di tengah hutan rimba. Satu kelompok petani Desa Bedengung akan membuat ladang secara berkelompok dan berdekatan antara satu dengan yang lainnya kemudian membangun rumah panggung atau pondok untuk tempat tinggal mereka secara bedekatan. Bahan bangunan rumah mereka berasal dari pohon yang ada di hutan, dindingnya dari kulit kayu dan atapnya dari daun-daunan.

Bedengung
Desa
Peta Indonesia.
Peta Indonesia.
Bendera Bedengung
Mohor rasmi Bedengung
Cogan kata: "Bhinneka Tunggal Ika"  (Bahasa Jawa Kuno)
"Bersatu dalam kepelbagaian"

Ideologi: Pancasila
Lagu: Indonesia Raya
Fail:Indonesiaraya.ogg
CountryIndonesia Indonesia
Wilayah/Provinsi
Bendera Bangka Belitung
Bendera Bangka Belitung
Bendera Bangka Belitung
Kabupaten Bangka Selatan
Kecamatan (Daerah)Payung
DesaBedengung
Pentadbiran
 • JenisRepublik
 • PresidenPrabowo Subianto
 • Naib PresidenGibran Rakabuming Raka
Penduduk
 ()
 • tahun 2015
( lelaki 1.223 jiwa perempuan 1.213 jiwa)
 • Pecahan menurut jantina
% lelaki dan  % perempuan
Zon waktuGMT
 • Musim panas (DST)GMT
Poskod
33778

Masyarakat desa Bedengung selain memiliki tempat tinggal di kampung mereka juga memiliki tempat tinggal di kebun atau di ladang mereka. Tetapi mereka lebih banya tinggal di kebun dibandingkan dengan tinggal di kampung. Mereka hanya pulang ke kampung sebanyak seminggu sekali saja yaitu hanya pada hari Jum’at saja, selebihnya mereka lebih banyak tinggal dan bekerja di kebun atau ladang yang mereka miliki. Bahkan ada masyarakat desa Bedengung yang hanya pulang ke kampung sebanyak satu kali saja dalam satu tahun.

Saat Indonesia masih dijajah Belanda, Desa Bedengung sempat menjadi tempat tinggal orang Medan Deli yang melarikan diri dari pasukan Belanda. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1902. Tidak ada yang mengetahui mengenai identitas orang Medan Deli tersebut, masyarakat hanya tahu dia berasal dari Medan Deli. Orang Medan Deli ini membangun tempat tinggal sebelah timur Sungai Desa Bedengung, karena kejadian ini daerah Desa Bedengung di bagian sebelah Timur sungai sempat dinamakan dengan nama Kampung Medan.

Pada masa itu petani Desa Bedengung menanam Padi, singkong, tebu, aneka sayuran untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Selain itu mereka juga beternak ayam kampung. Biasanya kandang ayamnya dibuat di bawah pondoknya. Pada pagi ayam yang mereka pelihar dilepas liarkan dan sore harinya baru masuk kandang lagi, jadi ayam-ayam tersebut hanya berada di dalam kandang pada malam hari.

Kegiatan lain yang mereka lakukan berburu aneka hewan untuk konsumsi dan menangkap ikan dan udang. Hewan yang mereka buru antara lain rusa, kijang, napo, kancil, memunang. Mereka berburu dengan membuat berbagai macam perangkap yang mereka buat sendiri secara tradisional, berupa jaring, lapon, bubu, pulut.

Asal Usul Nama Desa Bedengung

Tidak dapat diketahui secara pasti sejak kapan nama Bedengung disematkan ke desa ini. Secara administrasi atau untuk hal yang bersifat resmi desa ini disebut desa Bedengung, tetapi masyarakat kebanyakan mengenal dan menyebutnya desa atau kampung Bedengong. Untuk percakapan sehari-hari yang menggunakan bahasa daerah masyarakat menyebut desa ini dengan nama Bedengong, sedangkan untuk percakapan yang menggunakan bahasa Indonesia atau untuk hal-hal yang bersifat resmi nama yang digunakan adalah Bedengung.

Saat Indonesia masih dijajah Belanda pada peta yang dibuat Belanda, desa ini sudah tercantum dan dapat diketahui keberadaannya di peta tersebut. Pada peta tersebut nama yang tertulis untuk nama desa ini adalah Bedengoeng. Hal ini dapat dilihat di peta Belanda buatan Belanda saat masih menjajah Indonesa. Belum banyak desa-desa yang tertulis di peta tersebut, karena memang pada saat itu belum banyak desa seperti halnya sekarang ini. Dengan demikian dapat dipastikan desa ini sudah ada sebelum Indonesia merdeka dan sudah bernama Bedengung atau Bedengoeng dalam ejaan lama.

Mengenai alasan mengapa nama Desa ini diberi nama Bedengung atau Bedengong? Menurut beberapa sesepuh desa Bedengung, yaitu Abok Adullah Bin Ripin, Abdul Manaf bin Amin, dan Abok Resat, ketika desa ini belum memiliki nama, ada suatu permukaan tanah yang dekat dengan pemukiman masyarakat yang apa bila dilewati dan diinjak-injak atau bila ada orang yang menghentakkan kakinya di atas permukaan tanah tersebut akan mengeluarkan suara “deng deng deng” atau “ngung ngung ngung”. Abok Dul menyebutkan dulu tanah tersebut ada yang menjaganya, dan dikenal sebagai Abok Bedengung sesuai dengan bunyi tanah yang dijaganya. Hal tersebut menjadi semacam identitas yang menjadi ciri khusus daerah tersebut, yaitu daerah yang ada tanah bedengung maka dikenallah desa tersebut dengan nama Bedengung sampai sekarang.

Tidak ada yang mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan permukaan tanah tersebut bisa mengeluarkan suara seperti itu. Ada yang menduga hal itu terjadi karena adanya semacam rongga udara di bawah permukaan tanahnya, sehingga menyebabkan adanya suara apa bila diinjak atau ketika ada yang menghentakakan kakinya.

Karena suaranya unik tersebut anak-anak sangat senang bermain bermain di lokasi tanah tersebut. Mereka berlari-lari sambil menghentakkan kaki mereka di atas permukaan tanah tersebut supaya bisa mendengar suara tanahnya yang menurut mereka terdengar menyenangkan. Tanah tersebut dulu merupakan jalan masyarakat pergi ke kebun, ketika jalan tersebut dibuat kebun mulailah suaranya secara bertahap menghilang.

Pak H. Husin Yamani selaku pemilik lahan lokasi dimana tanah Bedengung tersebut berada mengatakan bahwa tanah tersebut masih bersuara bedengung dengan jelas hingga tahun 1988, setelah itu secara berlahan tanah tersebut sedikit demi sedikit mulai hilang suara bedengungnya, sekarang pada tahun 2017 bisa dikatakan suara bedengungnya sudah hilang walau pun memiliki perbedaan suara dengan permukaan tanah yang lain. Tapi perbedaan suara tanah tersebut sudah tidak kentara lagi sebagaimana yang terdengar sebelum tahun 1988.

Riwayat Kepemimpinan Desa Bedengung

Para pemimpin Desa Bedengung yang dapat diketahui sekarang ini karena terdokumentasi dengan baik dimulai yaitu dimulai dari tahun 1933, sekitar 12 tahun sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Sebelum tahun 1933 tidak diketahui siapa saja yang memimpin Desa Bedengung, karena tidak ada dokumen yang ditemukan yang berisi keterangan khusus tentang siapa saja yang telah menjadi pemimpin masyarakat Desa Bedengung.

Pada tahun 1933 ketika Indonesia masih dalam Masa penjajahan, Desa Bedengung dipimpin oleh Bujang Sayim dengan nama jabatan pemimpin desa saat itu yaitu Gegading. Bujang Sayim menjadi Gegading Desa Bedengung mulai dari tahun 1933 sampai tahun 1945 pada tahun kemerdekaan Indonesia, Bujang Sayim menjadi Gegading Desa Bedengung selama Kurang lebih 12 tahun.

Setelah Bujang Sayim tidak lagi menjadi Gegading pada tahun 1945, pemakaian Gegading sebagai nama jabatan pemimpin Desa Bedengung juga berakhir berganti nama menjadi Lurah. Lurah Desa Bedengung pada tahun 1946 H. Ahmad yang memimpin Desa Bedengung kurang lebih selama 9 tahun dengan akhir masa jabatan pada tahun 1955.

Pemakaian Lurah sebagai nama untuk jabatan pemimpin desa digunakan sampai tahun 1972, setelah itu pada tahun 1973 digunakanlah Kepala Desa untuk nama jabatan pemimpin desa sampai pada tahun 2017. Keterangan lebih lengkap tentang pejabat pemimpin Desa Bedengung dapat diliahat pada tabel berikut ini:

No. Nama Nama Jabatan Masa Bakti Lama Menjabat

1 Bujang Sayim Gegading 1933-1945 12 tahun

2 H. Ahmad Lurah 1946-1955 9 tahun

3 Muchtar Lurah 1956-1959 3 tahun

4 Choirudin Lurah 1960-1967 3 tahun

5 Jahaba Lurah 1968-1972 4 tahun

6 Abdul Rani Kepala Desa 1973-1984 11 tahun

7 Hasan Asyari Kepala Desa 1985-1993 8 tahun

8 Edi Elpian PJ Kepala Desa 1994-1995 1 tahun

9 Abdul Rani Kepala Desa 1996-2000 4 tahun

10 Hasan Asyari PJ Kepala Desa 2001 1 tahun

11 Zayadi Kepala Desa 2002-2008 6 tahun

12 Sahmi Abdullah, S.IP Kepala Desa 2008-2014 6 tahun

13 Holidi PJ Kepala Desa 2015 1 tahun

14 Sahmi Abdullah, S.IP Kepala Desa 2016-2022 6 tahun

Sumber: arsip Desa Bedengung Desa Bedengung pernah mengalami pemekaran wilayah menjadi desa Irat, dan tahun 1997 terbagi lagi menjadi Desa Kelubi atau Suka Jaya.

Poskod

sunting

Poskod yang digunakan di Bedengung adalah 33778. Terdapat 9 buah desa di dalam daerah kecamatan Payung.

Rujukan

sunting

Pautan luar

sunting